Materi Pengelasan
Mengelas
secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga
panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan bahan lasan sampai
cair/leleh sehingga bahan las tersambung dengan atau tanpa kawat las sebagai
bahan pengisi, karena pada kondisi pengelasan tertentu tidak memerlukan bahan
pengisi pada proses pengelasan.
Pada
proses las patri bahan las tidak dipanaskan sampai cair/leleh tetapi panas
diperlukan hanya untuk mencairkan/melelehkan bahan tambah, pada las tempa bahan
las dipanaskan pada dapur tempa sampai pijar kemudian bahan diberikan sampai
tersambung, pelapisan permukaan juga termasuk proses pengelasan dimana bahan
pelapis dapat berupa kawat atau serbuk las.
Banyak cara-cara pengelasan
dilakukan untuk menyambungkan logam, karena banyaknya jenis proses pengelasan
banyak pula cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang
pengelasan, tetapi secara konvensional cara-cara pengklasifikasian tersebut
dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu pengklasifikasian cara pengelasan
berdasarkan cara kerja dan pengklasifikasian cara pengelasan berdasarkan sumber
panas yang digunakan dalam proses pengelasan.
Pada
cara pengklasifikasian berdasarkan cara kerja dapat dibagi dalam tiga kelas
utama, yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
a. Pengelasan
cair adalah cara pengelasan di mana bahan dasar yang disambung dipanaskan
sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau api gas yang
terbakar.
b. Pengelasan
tekan adalah cara pengelasan di mana bahan yang disambung dipanaskan sampai
pijar kemudian ditekan menjadi satu.
c. Pematrian
adalah cara pengelasan dimana logam diikat dan disatukan dengan menggunakan
bahan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah, dalam pematrian logam yang
disambung tidak turut mencair.
Pengelompokan cara pengelasan
berdasarkan sumber panas, yaitu:
a. Pengelasan gas
adalah cara pengelasan menggunakan pencampuran dua gas untuk mendapatkan panas
pada pengelasan yang digunakan untuk mancairkan atau bahan dengan
atau tanpa bahan tambah, jenis gas yang digunakan :
1. gas
oksigen
2. gas
asetilin
3.
gas hydrogen
4. gas
prophan (LPG)
5.
gas Methan (LNG)
b. Pengelasan busur
listrik adalah cara pengelasan menggunakan busur listrik atau percikan
bunga api listrik akibat hubungan singkat antara dua kutub listrik yang
terionisasi dengan udara melalui penghantar batang elektroda yang sekaligus
dapat digunakan pula sebagai bahan tambah atau bahan pengisi dalam pengelasan.
c. Pengelasan
tekan (las tahanan listrik) atau disebut juga las resisten
listrik adalah cara pengelasan di mana bahan yang disambung dipanaskan dengan
tahanan listrik melalui elektroda tembaga sampai pijar kemudian ditekan menjadi
satu, las tekan atau las tahanan listrik baik sekali digunakan untuk
penyambungan pelat-pelat yang tipis.
d. Pengelasan
kimia adalah cara pengelasan dengan menggunakan reaksi kima sebagai
sumber panas untuk menyambungkan bahan, jenis las kima pada penyambungan logam
adalah las thermit dimana panas pada pengelasan ditimbulkan oleh reaksi kimia
antara serbuk besi dan oksida alumunium.
Pada modul ini hanya akan di
bahas tentang pengelasan cair yang menggunakan las busur manual.
1. Las busur manual atau
umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.
Jenis sambungan dengan las listrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Ada beberapa
macam proses las yang dapat digolongkan kedalam proses las yang menggunakan
tenaga listrik sebagai sumber panas listrik antara lain yaitu :
a. Las
busur dengan elektroda karbon, misalnya :
1.
Las busur dengan elektroda karbon
tunggal.
2.
Las busur dengan elektroda karbon
ganda.
b. Las
busur dengan elektroda logam, misalnya :
1.
Las busur dengan elektroda
berselaput /SMAW
2.
Las TIG (Tungsten Inert Gas)/GTAW
3.
Las MIG/GMAW
4) Las
submerged.
Pada
dasarnya las busur menggunakan elektroda karbon maupun logam menggunakan
tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung
elektroda dan benda kerja dapat mencapai temperatur tinggi yang dapat
melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dengan
kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan dalam satuan panas joule atau
kalori seperti rumus dibawah ini :
H = E x I x t
Dimana :
H = panas dalam satuan joule
E = tegangan listrik dalam volt
I = kuat arus dalam amper
t = waktu dalam detik
1. Las
busur dengan elektroda berselaput (SMAW)
Las
busur dengan elektroda berselaput (Selded Metal Arc Welding) proses las
busur ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah, busur
listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan
ujung elektroda dan sebagian bahan dasar, selaput elektroda yang turut terbakar
akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah las,
busur listrik dan daerah las di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara
luar.
Selaput elektroda atau fluksi
mempunyai peranan penting pada pengelasan, dimana fungsi fluksi adalah :
1)
sebagai penstabil busur listrik.
2)
membentuk terak pelindung, yang
akan melindungi logam las dari pengaruh udara luar.
3)
membentuk gas pelindung
4)
membersihkan permukaan logam las
dari kotoran berupa oli dan lapisan oksida logam
5)
mempermudah penyalaan busur
listrik
6)
memperbaiki struktur logam las
yang berubah akibat proses pemanasan logam.
2. Las TIG
(GTAW)
Las
TIG/Tungsten Inert Gas (Gas Tungsten Arc Welding) menggunakan elektroda ujung
wolfram yang bukan merupakan bahan tambah dimana busur listrik yang terjadi
antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah merupakan sumber panas
untuk pengelasan, titik cair dari elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai
3410° sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai las
dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi
daerah las dari pengaruh luar pada saat pengelasan. Sebagai bahan tambah
dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur listrik
yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar dengan gas
pelindung dipakai argon, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang
pemakaiannya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya
didinginkan dengan air yang bersirkulasi.
3. Las
MIG (GMAW)
Las
MIG/ Metal Inert Gas (Gas Metal Arc Welding) adalah juga las busur dimana panas
ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar dengan
elektoda adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya
diatur oleh pasangan roda gigi digerakkan oleh motor listrik, kecepatan
gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan.
Tangkai las dilengkapi dengan
nosel logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas
melalui selang gas.
Gas yang digunakan adalah
CO2 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran
argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat.
Proses pengelasan MIG ini dapat
secara semi otomatik atau otomatik, semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara
manual sedangkan otomatik adalah pengelasan dimana seluruh pekerjaan las
dilaksanakan secara otomatis.
4. Las
listrik submerged.
Las
listrik submerged yang umumnya otomatik atau semi otomatik menggunakan fluksi
serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar dengan busur yang terjadi pada
saat pengelasan, diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam
timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya
pada las listrik lainnya sehingga operator las tidak perlu menggunakan kaca
pelindung mata (helem las).
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan
nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada
bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga
elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda
yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan
disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Pada
las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi
dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi
sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja
sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah
busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500 °C.
Ada
tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara
lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung.
Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis
pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya
oksida-oksida yang tidak diinginkan.
Mesin las yang
ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan pada ujung-ujung
elektroda dibedakan menjadi beberapa macam.
Mesin las arus
bolak-balik (Mesin AC)
Mesin
memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat digunakan sebagai
sumber tenaga dalam proses pengelasan. Besarnya tegangan listrik yang
dihasilkan oleh sumber pembangkit listrik belum sesuai dengan tegangan yang
digunakan untuk pengelasan.
Mesin las arus
searah (Mesin DC)
Arus
listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah.
Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo
dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat
penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai
penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus.
Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik diubah menjadi arus searah pada
proses pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
1. Nyala busur listrik yang dihasilkan
lebih stabil,
2. Setiap jenis elektroda dapat digunakan
pada mesin las DC,
3. Tingkat kebisingan lebih rendah,
4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat
diubah ke arus bolak-balik atau arus searah.
Mesin
las DC ada 2 macam, yaitu mesin
las stasioner atau mesin las portabel. Mesin las stasioner biasanya digunakan
pada tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan listrik permanen, misal
listrik PLN. Adapun mesin las portabel mempunyai bentuk relatif kecil biasanya
digunakan untuk proses pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau
jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah
penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat
mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-gangguan
timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau
nyala busur listrik lemah.
Mesin las ganda
(Mesin AC-DC)
Mesin
las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan
arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah
alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil dari
terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus
searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus
bolak-balik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan
memutar alat pengatur arus dari mesin las. Mesin las AC-DC lebih fleksibel
karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau
mesin las AC. Mesin las jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang
mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu
mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda.
Bila arus
terlalu rendah (kecil), akan menyebabkan:
1.
Penyalaan
busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil,
2.
Terlalu
banyak tumpukan logam las karena panas yang terjadi tidak mampu melebihkan
elektroda dan bahan bakar dengan baik,
3.
Penembusaun
kurang baik,
4.
Pinggiran-pinggiran
dingin.
Pengaruh
kecepatan elektroda pada hasil las
Untuk
menghasilkan rigi–rigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan menarik atau
mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil. Apabila elektroda di gerakkan:
1.
Tepat
dan stabil, menghasilkan daerah perpaduan dengan bahan dasar dan perembesan
luasnya baik.
2.
Terlalu
cepat, menghasilkan perembesan las yang dangkal karena pemanasan bahan bakar
dasar
3.
Terlalu
lambat, menghasilkan alur yang lebar (lihat gambar). Hal ini dapat menimbulkan
kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar yang dilas tipis.
Elektroda
Elektroda
atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan
listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.
Elektroda
Berselaput
Elektroda
berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi
selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara
destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar dia¬meter kawat inti dari 1,5 mm
sampai 7 mm dengan pan¬jang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput
fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium
dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi
silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk
tiap jenis elektroda. Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50%
dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan,
selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang
melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara
luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik
dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku
melapisi permukaan las yang masih panas.
Spesifikasi
kawat las terbungkus untuk untuk Mild Steel diatur dalam AWS A5.1
Berdasarkan
peraturan American Welding Society (AWS), Spesifikasi kawat las terbungkus
untuk untuk Mild Steel diatur dalam AWS A5.1
Dua digit
pertama menunjukan Kekuatan tariknya dalam kilo- pound-square –inch ( Ksi )
• E6010 = kekuatan tarik nya nya 60
ksi, (60000 psi),
• E7018 = kekuatan tarik nya nya 70
ksi, (70000 psi),
Digit ketiga
adalah Posisi pengelasan
• Exx1x – untuk semua posisi
• Exx2x – untuk posisi flat dan
horizontal
• Exx3x – hanya untuk posisi flat
Contoh :
Elektroda E6010
• E = Elektroda
• 60 = Kekeuatan Tarik
• 1 = Posisi Pengelasan
• 10 = tipe coating dan arus
Spesifikasi
kawat k las terbungkus untuk Low Alloy Steel diatur pada AWS A5.5
Empat digit
pertama sama pembacaanya dengan kode untuk mild steel Diikuti dengan garis
(dash) dan huruf serta angkasebagai sebagai unsur paduan
• A ditambahkan unsur carbon molybdenum
• B ditambahkan unsur chromium
molybdenum
• C ditambahkan unsur nickel steel
• D ditambahkan unsur manganese
molybdenum molybdenum
• G ditambahkan unsur lainnya
R akhir kode
mengindikasikan ketahanan terhadap serapan uap uap (moisture pickup) (80%
humidity, , 80ºF, 9 jam)
Contoh:
• Kode kawat las : E7018-H8R
E7018-H8R artinya kekuatannya 70ksi, mengandung mengandung “iron powder iron
oxide iron powder iron oxide”, mengandung sedikit hidrogen (low hydrogen),
ketahanan terhadap uap air dan untuk dipakai pada pada pengelasan pengelasan mild
steel.
• Kode Kawat Las : E8018-B2H4R
E8018-B2H4R artinya kekuatannya 80ksi , mengandung, iron powder iron oxide,
dipadu dengan chrome moly serta low hydrogen, ketahanan terhadap uap air serta
digunakan untuk mengelas paduan baja chrome moly
Spesifikasi
kawat las terbungkus untuk Stainless Steel diatur dalam AWS A5.4
Tiga (3) digit
pertama adalah nomor tipe AISI dari stainless steel Kemudian diikuti dengan
garis dan 2 angka
• Angka 15 = lapisannya mengandung
CaO,TiO2& arusnya DCRP.
• Angka 16 = lapisannya mengandung TiO
& K2O & arusnya DCRP atau AC.
• Angka 17 = lapisannya mengandung CaO,
TiO2 K2O SiO O SiO2& arusnya DCRP atau AC.. Bead lasnya halus dan pelepasan
slagnya sangat mudah.
Contoh: Kode
kawat las : Elektroda E 308L-16
Elektroda Baja
Lunak
Dan
bermacam-macam jenis elektroda baja lu¬nak perbedaannya hanyalah pada jenis
selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
E 6010 dan E
6011
Elektroda
ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan
dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak
yang tipis dapat dengan mudah dibersih¬kan. Deposit las biasanya mempunyai
sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan
peng¬ujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu
pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk
mambantu menstabil¬kan busur listrik bila dipakai arus AC.
E 6012 dan E
6013
Kedua
elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan
sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi
ke¬banyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengeles¬an tegak arah ke
bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat di¬pakai pada ampere yang relatif lebih
tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudah¬kan
pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil
kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
E 6020
Elektroda
jenis ini dapat menghasilkan penem¬busan las sedang dan teraknya mudah dilepas
dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan.
Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan
dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
Elektroda
dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput
elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk
besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elek¬troda akan
lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk
besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
Elektroda
Hydrogen Rendah
Selaput
elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %),
sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai
untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk
pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan Jenis-jenis elektroda
hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
Kondisi
Pengelasan
Berikut
ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips baja lunak dan
baja paduan rendah.
Elektroda Untuk
Besi Tuang
Elektroda
yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagei berikut :
• elektroda baja
• elektroda nikel
• elektrode perunggu
• elektroda besi tuang
Elektroda nikel
Elektroda
jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan
lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi
pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah
rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik
elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Elektroda baja
Elektroda
jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las
yang kuat se¬hingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian
elektroda ini dipakai bila hasil las tidak di¬kerjakan lagi. Untuk mengelas
besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub
terbalik.
Elektroda
perunggu
Hasil
las dengan memakai elektroda ini tahan ter¬hadap retak, sehingga panjang las
dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan
diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
Elektroda
dengan Hydrogen rendah
Elektroda
jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon kurang dari
1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang
baik. Hasil lasnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.
Elektroda Untuk
Aluminium
Aluminium
dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama.
Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada
tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM
AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik
dimana pemakaian arus dinyatakan dalam tabel berikut
Elektroda untuk
palapis Keras
Tujuan
pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan
terhadap kikisan, pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka Elektroda untuk
pelapis keras dapat diklasifikasikan dalam tiga macam Yaitu :
• elektroda tahan kikisan
• elektroda tahan pukulan
• elektroda tahan aus.
Elektroda tehan
kikisan.
Elektroda
jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk
karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC
atau DC kutub terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras
permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.
Elektroda tahan
pukulan.
Elektroda ini
dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk pelapis
keras bagian pemecah dan palu.
Elektroda tahan
keausan.
Elektroda ini
dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom.
Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup
dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.
Pengertian
Pengelasan
Pengelasan
(welding) adalah salah salah satu teknik
penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam
pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Berdasarkan
definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat
dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa
batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan
lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan
cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom
molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini
akan diterangkan lebih lanjut.
Dalam bab ini
akan diterangkan beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah banyak
digunakan sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-bab
yang lain.
KLASIFIKASI
CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN
Sampai pada
waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang
las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut.
Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat
dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi
berdasarkan energi yang digunakan.
Klasifikasi
pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan
lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya
kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya.
Bila diadakan
pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut
diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali.
Diantara kedua
cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih
banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini
juga berdasarkan cara kerja.
v Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas
utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan
cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan
sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2. pengelasan
tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan
hingga menjadi satu.
3. pematrian
adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan menggunakan
paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak
turut mencair.
Pemotongan yang
dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan atas
mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan
adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.
Ø Dibawah ini klasifikasi dari cara
pengelasan :
a) Pengelasan
cair
Ø Las gas
Ø Las listrik
terak
Ø Las listrik
gas
Ø Las listrik
termis
Ø Las listrik
elektron
Ø Las busur
plasma
b) Pengelasan
tekan
Ø Las
resistensi listrik
Ø Las titik
Ø Las penampang
Ø Las busur
tekan
Ø Las tekan
Ø Las tumpul
tekan
Ø Las tekan gas
Ø Las tempa
Ø Las gesek
Ø Las ledakan
Ø Las induksi
Ø Las
ultrasonic
c) Las busur
Ø Elektroda
terumpan
d) Las busur
gas
Ø Las m16
Ø Las busur CO2
e) Las busur
gas dan fluks
Ø Las busur CO2
dengan elektroda berisi fluks
Ø Las busur
fluks
ü Las elektroda
berisi fluks
ü Las busur
fluks
o Las elektroda
tertutup
o Las busur
dengan elektroda berisi fluks
o Las busur
terendam
ü Las busur
tanpa pelindung
o Elektroda
tanpa terumpan
ü Las TIG atau
las wolfram gas
A. LAS BUSUR
LISTRIK
Las busur
listrik atau pada umumnya disebut las
listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga
listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan
oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.
Benda kerja
merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair
bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik.
Gerakan busur
api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair,
setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.
Jenis sambungan
dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap.
Penggolongan
macam proses las listrik antara lain, ialah :
Ø Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya :
a.
Las
listrik dengan elektroda karbon tunggal
b.
Las
listrik dengan elektroda karbon ganda.
Pada alas
listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi diantara ujung
elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan
memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat
dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fliksi.
Ø Las Listrik dengan Elektroda Logam, misalnya :
·
Las
listrik dengan elektroda berselaput,
·
Las
listrik TIG (Tungsten Inert Gas),
·
Las
listrik submerged.
a. Las listrik
dengan elektroda berselaput
Las
listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.
Busur listrik
yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung
elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan
mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur
listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku
akan memutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap
pengaruh luar.
Perbedaan suhu
busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran, missal pada ujung
elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.
b. Las Listrik TIG
Las
listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda
wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara
ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk
pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C,
sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Pembakar las
TIG terdiri dari :
1) Penyedia
arus
2) Pengembali
air pendingi,
3) Penyedia air
pendingin,
4) Penyedia gas
argon,
5) Lubang gas
argon ke luar,
6) Pencekam
elektroda,
7) Moncong
keramik atau logam,
8) Elektroda
tungsten,
9) Semburan gas
pelindung.
c. Las Listrik
Submerged
Las
listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi
serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung
elektroda dan bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar
las keluar seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu
menggunakan kaca pelindung mata (helm las).
Pada
waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las.
Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah
dibersihkan dari terak-terak las.
Elektora
yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju
oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya
sesuai dengan kebutuhan pengelasan.
d. Las Listrik
MIG
Seperti
halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas ditimbulkan oleh
busur listrik antara dua electron dan bahan dasar.
Elektroda merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang geraknya diatur
oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan dapat
diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk
menghubungkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui slang gas.
Gas yang
dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan baja. Argon atau campuran
argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat. Proses
pengelasan MIG ini dadpat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik
dimaksudkan pengelasan secara manual, sedangkan otomatik adalah pengelasan yang
seluruhnya dilaksanakan secara otomatik.
B. Arus Listrik
1. Arus Searah
( DC = Direct Current )
Pada arus ini,
elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam satu arah.
2. Arus
Bolak-balik ( AC = Alternating Current )
Arah aliran
arus bolak-balik merupakan gelombang sinusoide yang memotong garis nol pada
interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap
siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setenngah
gelombang negative. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan
menggunakan pengubah arus (rectifier/adaftor).
0 Response to "Pengertian Mengelas dan Jenis - Jenisnya"
Posting Komentar